Mar 9, 2016

5 Hal Yang Perlu Diketahui dari PR


Kamu mungkin bisa dengan mudah menjelaskan apa pekerjaan dari seorang dokter, juru parkir atau bahkan seorang badut. Beberapa jenis pekerjaan yang sudah sering ditemukan dalam keseharian kita akan lebih mudah dimengerti bagaimana dan apa tujuan pekerjaan itu ada. Lalu seringkah kamu mendengar istilah PR atau public relations? Tidak semua orang akrab dengan nama pekerjaan yang satu ini dan membuat salah paham tentang apa yang orang lain pikirkan dengan apa yang sebenarnya PR lakukan.

Banyak yang beranggapan bahwa PR adalah bagian dari periklanan. Tidak, kami tidak membeli iklan dan kita tidak membayar jurnalis untuk menulis berita tentang perusahaan atau klien kami agar dimuat di halaman paling depan surat kabar. Kami juga tidak membuat jingle radio yang lucu didengar dan juga tidak memberikan sample gratis agar orang bisa kenal dengan klien kami, Kami memang bekerja untuk mempromosikan klien, produk atau bahkan diri kami sendiri ke khalayak, tapi tidak dengan membeli iklan. Berbeda dengan iklan, yang kami lakukan adalah mengajak publik eksternal maupun internal untuk mengenal kami lebih jauh tanpa "membeli" perhatian mereka dengan membayarnya. Apapun, entah itu media tradisional, media sosial atau melalui bicara secara langsung, kami berkomunikasi dengan khalayak lewat rasa percaya, tidak berbayar dan bdengan sumber yang jelas. Kami memperkenalkan diri kami melalui proses yang lebih alamiah.

Untuk mempermudah pemahaman umum tentang public relations dan bagaimana menggunakan PR dengan benar, juga untuk membantu kamu yang bergelut di dunia PR agar lebih mudah menjelaskan pada orang tua, teman atau mereka yang secara random bertanya padamu, berikut adalah Lima Hal yang Perlu Diketahui Tentang Public Relations.


1. Apa itu Public Relations?
PR adalah persuasi atau ajakan. Bagaimana cara kamu membujuk, meyakinkan dan memastikan bahwa publik yang menjadi targetmu akan berpikir, mengenal, bertindak sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Public Relations Society of America atau PRSA memiliki definisi tentang PR yang telah disepakati bahwa PR atau public relations adalah proses komunikasi strategis yang membangun manfaat bersama antara organisasi dengan publiknya. Lingkup "publik" sendiri sangat beragam sesuai dengan bagaimana dan dimana organisasi itu bekerja.

Insan PR sendiri adalah "penceritra" atau lebih akrab disebut sebagai "storyteller". Mereka membuat suatu narasi untuk memajukan kegiatan mereka. PR bisa berguna untuk melindungi, memoles atau membangun repiutasi melalui media konvensional, sosial media, atau jalur komunikasi yang dibentuk sendiri. Praktisi PR yang baik akan menganalisa organisasi, mencari pesan-pesan positif dan menerjemahkannya ke sebuah bentuk cerita yang bernuansa positif. Ketika suatu berita menjadi buruk, mereka mampu merumuskan bagaimana cara terbaik untuk menanggapinya dan meredam dampaknya.

Laman Princeton Review menulis bahwa, "Seorang PR Specialist adalah pengasah imej. Tugas mereka adalah untuk menghasilkan publikasi yang positif untuk klien dan meningkatkan reputasi. Mereka memastikan publik selalu terinformasi tentang kegiatan badan pemerintahan, menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan, dan mengatur kampanye politik. Insan PR bekerja untuk sebuah perusahaan yang mungkin menangani hubungan dengan konsumen, atau hubungan antara bagian-bagian dalam perusahaan seperti manajer, karyawan atau antar kantor cabang.

Hal-hal yang digunakan PR untuk bekerja antara lain diataranya:
  • Menulis dan mendistribusi press release atau siaran pers
  • Menulis pidato
  • Menulis berita edaran (tidak seformal press release) tentang perusahaannya dan mengirimnya langsung ke jurnalis.
  • Membuat dan menjalankan event khusus yang fungsinya untuk menjangkau publik dan media relations.
  • Menyebarluaskan kontak bisnis baik melalui jalur personal atau menghadiri acara dan sponsoring pada suatu event.
  • Menulis dan blogging untuk web (situs internal maupun eksternal)
  • Strategi krisis PR
  • Promosi media sosial dan menanggapi opini negatif online

2. Apa bedanya PR dengan Periklanan?
PR vs Periklanan sederhananya adalah tidak berbayar vs berbayar, diraih vs dibeli, meyakinkan vs meragukan, PR berdampak besar dan iklan hanya sedikit terasa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa, "Iklan adalah apa yang kamu bayar, PR adalah apa yang doakan."

Iklan adalah media berbayar, public relations adalah media yang didapat atau diraih yang artinya kita membujuk reporter atau editor untuk menulis berita positif tentang klien kita, kandidat politik kita, brand kita atau isu-isu tentang kita. Berita yang ditampilkan di majalah, surat kabar, TV, radio atau website akan berada pada bagian "berita/editorial", sedangkan "media berbayar" akan dimutampilkan pada bagian "iklan/promosi". Jadi, berita kita akan menjadi lebih kredibel karena terverifikasi oleh pihak ketiga, yakni media. Untuk lebih lengkapnya silahkan ke laman ini.

Perbedaan mencolok lainnya ada pada harga. Ahensi PR bisa dibayar secara bulanan atau untuk selama proyek tertentu saja sedangkan iklan bisa menjadi sangat mahal, Sebuah ahensi PR di Amerika Serikat menerima klien yang telah membeli iklan sehalaman penuh dalam sebuah majalah mingguan dengan biaya $125,000. Klien itu mengharapkan akan ada banyak telepon, viral di media dan obrolan-obrolan tentang iklannya hingga akhirnya klien itu tidak mendapatkan apa-apa. Berbeda jika beritanya dikutip oleh New York Times, Forbes, Reuters yang akan menjadi obrolan penting secara nasional, panggilan telepon dari klien-klien baru dan yang telah ada, dan kredibilitas yang begitu meyakinkan. Tidak semua orang bisa memiliki uang sebesar $125,000 dan lagi iklan bisa menjadi sangat mahal jika tahu berapa biaya untuk tempat dan waktu tertentu ditambah dengan desain yang kreatif juga ditambah dengan biaya produksinya. Belum lagi, iklan akan menjadi efektif ketika dilakukan secara berulang untuk mempengaruhi konsumen.


3. Apa Itu Berita?
Sebelum menyewa jasa ahensi PR atau memulai kampanye sendiri, sangat penting untuk mengerti sifat-dasar berita. Hanya ada dua cara untuk membuat berita: 1) Ciptakan cerita 2) Ikuti cerita.

Hal ini sangat penting bagi siapa saja yang ingin memahami, menjalankan dan memanfaatkan kekuatan dari public relations. Sebelum menjawab klien atau boss yang memberi perintah "Taruh di halaman depan Kompas!" Tidak penting apakah itu boss atau kamu sendiri yang menginginkan cerita itu ada di sana. Ingat, jurnalis, narasumber, blogger dan influencer lainnya perlu berita yang emang memiliki nilai berita yang layak. Mereka akan bertanya "Ini berita tentang apa?" Dengan kata lain, anggap kamu mendapatkan berita dan jawab: Apa beritanya? Kenapa harus dimuat? Kenapa SEKARANG dan bukan NANTI?

Ada beberapa kriteria berita yang harus dipertimbangkan: Apakah ini hal baru? Apa ini unik? Apakah ini bisa menarik perhatian? Berikut adalah dua cara untuk membuat berita.

- Ciptakan Cerita
Ini adalah cara paling umum dari PR. Cara ini melibatkan storytelling sesuatu yang segar: mobil baru, aplikasi baru, CEO baru, merger perusahaan, mendapat penghargaan. Cara lain untuk membuat berita bisa juga dengan bylined artikel untuk publikasi independen, Opinion-Editorial (tentang topik kontroversial), media sosial (blog, tweet, foto, video, dll), content marketing di website, dan masih banyak lagi,

Beberapa ahensi membuat event-nya sendiri atau bicara di hadapan kelompok orang-orang yang berpengaruh. Memang hebat, tapi bisa jadi sangat mahal dan menyita waktu dan tanpa ada jaminan untuk dimuat. Banyak universitas membuat berita dengan survey-survey dan penelitian yang orisinil. Sebenarnya cukup sesederhana menggunakan telepon dan email. Serangkaian Q&A dari informasi-informasi baru bisa memiliki nilai berita yang cukup untuk dimuat media.

- Ikuti Cerita
Begitu ada kesempatan, sambut! Ketika ada cerita menarik di suatu berita dan kamu menanggapinya. Bisa saja berita tentang surutnya kondisi indeks saham, skandal politik, efek ekonomi, kebijakan pemerintah baru, polemik yang menyebar di masyarakat. Jurnalis seringkali membutuhkan seorang ahli untuk mengomentari berita di program Breaking News baik melalui telepon, video interview, dan cara lainnya. Reporter sering menghubungi orang yang bisa dipercaya. Dengan beberapa pemikiran cepat, menjangkau publik lebih luas berujung pada koneksi baru dan perhatian media. Contoh, ketika terjadi pemberitaan tentang regulasi penerbangan baru dan menjadi perhatian publik, kemudian salah seorang dari perusahaan maskapai penerbangan dipercaya sebagai ahli untuk membahas dan mengomentarinya, apakah nama maskapai itu ikut menjadi sorotan dan mendapat perhatian publik?


4. Bisakah Media Sosial Menggantikan Media Konvensional?

Tidak bisa.

Banyak sekali anggapan bahwa postingan blog atau tweet, selama banyak yang melihat, maka akan seefektif kutipan berita di harian Kompas atau tayangan di Metro TV. Jangan terbawa arus. Media sosial bisa dijadikan upaya tambahan PR dan sebagai pengeras suara. Fungsi dari media sosial adalah panjang tangan dari cerita apa yang ingin kamu sebarkan. Di Twitter kamu bisa sampaikan beritamu dengan rangkaian kata yang unik dari 107 karakter, 23 karakter lainnya kamu gunakan untuk link berita. Atau jika kamu menggunakan Vine, buat video 6 detik yang bisa menggugah jurnalis untuk tertarik membuka beritamu. Bahkan untuk media sosial yang memungkinkan menulis dengan penuh kata, jangan sampaikan press release-mu secara gamblang. Buatlah dengan jargon yang menarik, sampaikan pucuk beritamu dengan kata-kata yang menarik. Jika perlu lengkapi dengan gambar yang representatif dan sertai dengan kutipan-kutipan yang menarik perhatian.


5. Bisakah Kita Mengukur PR?

Mungkin.

Perlu dipahami bahwa PR adalah ilmu terapan dan bukan ilmu pasti. Banyak sekali orang atau ahensi yang membuat banyak model, rencana, dan estimasi. Harus diperjelas, itu semua adalah estimasi yang berarti bisa menjadi kurang atau lebih baik dari yang lainnya. Hal ini bisa dengan mudah menjadi beban emosional di industri PR. Efektifitas sebuah kegiatan PR sangat bergantung dari berapa besar impact yang menjadi terget dan seberapa banyak biaya yang digunakan. Belum dagi jika dikomparasikan dengan metode dan perencanaan kegiatan PR lain yang sekali lagi, "diperkirakan" lebih efektif dari yang lainnya.



5 Hal Yang Perlu Diketahui dari PR - Faiz Ridhal Malik


Related Articles

0 komentar:

Post a Comment